KatongNews. Ambon-Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, meyusidium 298 mahasiswa dari tiga
program studi: Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Biologi dan Pendidikan
Matematika. Proses yudisium yang dihadiri para pimpinan Fakultas ITK
berlangsung kidmat, di Audiotorium Lt III Gedung Rektorat IAIN Ambon, Senin, 9
Desember 2013.
Dalam proses penentuan nilai lulus Sarjana Strata 1 (S1)
kemarin, empat mahasiswa meraih nilai angka dengan predikat cum laude. Mereka
itu; mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Awathiful Jihani
Attamimy, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), 3,74., dengan judul skripsi
'Pendidikan Islam dalam Keluarga (Analisis Q.S Al-Ahqaf ayat 15-18)., mahasiswa
Program Studi Pendidikan Biologi, Elsa, IPK 3,74., dengan judul skripsi,
'Analisis Kandungan Protein Total Ikan Kakap Merah (Lutjanus Compechanus) dan
Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes Altivelis) Program Studi Pendidikan Biologi, Iis
Kurnia Dewi IPK 3,73, dengan judul skripsi 'Keanekaragaman jenis mangrove di
pesisir Desa Pia Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah', dan Farida
Sahupala dengan IPK 3,70.
Para Sarjana Pendidikan (S.Pd) dan Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I) tersebut dikukuhkan Pembantu Dekan (PD) I FITK, Dr M Karman. Karman
menandaskan, penentuan nilai lulus ujian sarjana lengkap yang telah dibacakan
kemarin, telah sah untuk 298 mahasiswa tersebut menggunakan titelnya sebagai
sarjana. Untuk itu, kata dia, eksistensi mereka sebagai sarjana di masyarakat
sudah sah, dan bisa digunakan. "Eksistensi saudara-saudara sebagai sarjana
telah diakui luar dan dalam. Saudara-saudara telah sah sebagai sarjana. Sudah
sah mencantumkannya dan sudah bisa digunakan untuk kebutuhan apapun,"
singkat Karman.
Sementara itu, Pembantu Dekan III FITK, Dr Ismail DP, mewakili
Dekan FITK Drs Idrus Sere, kepada para sarjana baru tersebut berpesan kepada
para alumni FITK untuk menjaga sikap, bahasa dan prilakunya setelah berada di
lingkungan warga. Alasannya, para sarjana baru tersebut kendati telah sah
dikembalikan ke masyarakat, mereka masih membawa nama almamater IAIN Ambon
selaku alumni. "Semua orang di fakultas ini tidak menuntut banyak dari
kalian. Kami tidak menuntut sesuatu yang lebih dari kalian semua. Kami tuntut
adalah kalian berjalan di atas rel-rel yang suda ditentukan. Norma-norma agama
yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt, untuk kita semua. Hanya satu,
mudah-mudahan kita semua yang hadir di sini, sarjana-sarjana baru, maupun
sarjana-sarjana yang lama, marilah kita semua berdoa kepada Allah, agar kita
semua terlindung dari segala kejahatan-kejahatan moral. Kejahatan-kejahatan
yang nanti membuat harkat dan martabat kita menjadi hilang," pesan Ismail.
Tak jauh bedanya, perwakilan sarjana baru, Awathiful Jihani
Attamimy, dalam kesan-kesannya mengakui, Yudisium tersebut merupakan salah satu
moment bersejarah bagi mereka. "Hari yang kita tunggu selama ini. Semua
ini kita lewati dengan berbagai macam tantangan dan rintangan. Dengan berjuta
kesan maupun pesan manis dan pahit, maka pada hari ini hasilnya kita peroleh,
tidak lepas dari dukungan orang-orang di sekitar kita, dan tidak lepas pula
dukungan dari dosen-dosen di fakultas," pesan anak kandung mantan Ketua
STAIN Ambon, Dr M Attamimy tersebut. (Syaiful Wakano)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar