KatongNews. Ambon-Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon menggelar
Seminar Nasional, menjaring ide dan gagasan untuk alih status menjadi
Universitas. Seminar Nasional digelar di Auditorium Lt III Gedung Rektorat IAIN
Ambon, Jumat, (13/12)
Seminar nasional yang dihadiri seluruh pimpinan
IAIN Ambon, Kanwil Provinsi Maluku, Prof Dr Abdul Khalik Latuconsina, dosen,
mahasiswa dan pegawai IAIN Ambon itu menghadirkan pembicara, Karo Ortala
Kemenag RI Muharam Marzuki, Staf Ahli Menag RI Bidang Pendidikan Amin Abdullah,
dan Rektor UIN Malang Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, dipandu Direktur Program
Pascasarjana Dr Basman.
Seminar Nasional yang berlangsung selama kurang
lebih tiga jam itu menjadi angin segar kepada civitas IAIN Ambon untuk berfikir
memajukan kampus dengan icon 'cerdas dan berbudi' itu. Bagaimana tidak, Rektor
UIN Malang, Prof Dr H Mudjia Rahardjo, ketika menjadi pemateri memberikan
tips-tips kepada IAIN Ambon untuk bagaimana mengubah kampus tersebut menjadi
universitas. Tips untuk peralihan status IAIN menjadi universitas juga
disampaikan dua pemateri lainnya. Menurut Rahardjo, yang patut dilakukan oleh
IAIN Ambon saat ini termasuk menghidupkan Ma'had kampus. Semua program yang
dikembangkan di Ma'hab bila mesti harus menjadi mata kuliah wajib untuk
mahasiswa. Sehingga ketika kampus ini sudah alih status, iklim kampus yang
berlebel Islam itu tetap ada.
Untuk itulah, ia meminta kepada pimpinan IAIN Ambon
agar memprogramkan kegiatan mahasiswa yang semaksimal mungkin, sehingga pola
berpikir mahasiswa dapat berubah seirama dengan rencana alih status itu. Ia
mengisahkan, proses alih status STAIN Malang menjadi UIN bukanlah hal yang
mudah. Tapi begitu, mereka tetap komitmen dan bekerja sehingga target dari alih
status itu bisa tercapai sesuai dengan Rengstra yang telah ditetapkan. Ia
berharap, IAIN Ambon juga dapat melewati proses ini pula dengan mudah.
Seminar Nasional dengan teman sentral 'Menjaring
Ide dan Gagagasan untuk Alih Status- Konsoludasi Pikir dalam rangka percepatan
alih status IAIN Ambon menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) itu, menjadi
bagian dari agenda Dies Natalis ke-7 IAIN Ambon yang siap digelar pada tanggal,
28 Desember 2013 mendatang.
Rektor IAIN Ambon Dr Hasbollah Toisuta, dalam
sambutannya pada seminar tersebut menyatakan, terlaksananya seminar ini menjadi
bukti nyata kepada civitas akademika IAIN Ambon, dan masyarakat umumnya bahwa
keinginan para pimpinan di kampus untuk menjadikannya sebagai universitas, dan
kampus terkemuka di Maluku semakin terwujud. Untuk itulah, ia mengajak seluruh
civitas akademika IAIN Ambon agar bergandengan tangan untuk mempercepat proses
alih status tersebut.
Kalau Karo Ortala Kemenag RI, dalam materinya
meminta IAIN Ambon untuk menata seluruh dosen pengajarnya agar tidak keluar
dari spesifikasi keilmuannya. Dosen harus memberikan mata kuliah sesuai
spefikasi keilmuan, jangan dicampur adukan. Karena main sikat walau bukan
spesifikasi keilmuannya, maka justeru proses seperti ini akan menghambat jalan
menuju alih status itu sendiri. Maka dari itu, ia meminta kesadaran para dosen
agar memahami keahlian ilmunya, sehingga tidak terjadi saling pengajaran di
luar spesikasi keilmuan tersebut. "Kalau dosen fikih, maka ajarnya hanya
fikih. Jangan dosen Filsafat, ajarnya Pancasila. Ini kacau sistem kita. Seperti
ini yang harus diperbaiki," pesan Muharam Marzuki.
Sedangkan Staf Ahli Menag RI Bidang Pendidikan Amin
Abdullah, dalam materinya mengakui kehebatan IAIN Ambon dalam rencana peralihan
status menjadi universitas. Alasannya, rencana peralihan status tersebut
diawali dengan menjaring ide dan gagasan lewat seminar nasional tersebut. Kata
dia, usaha yang dilakukan seperti ini akan lebih baik daripada hanya menghayal
untuk alih status lalu mengajukan permohonan. Ia berharap, hasil-hasil seminar
nasional ini dapat dimasukan ke dalam Rengstra peralihan status tersebut.
Apa saja yang harus disiapkan untuk alih status
itu, kata mantan Rektor UIN Yogyakarta ini, berupa kesiapan sumber daya
manusia, maupun sarana dan prasarana.***(Fahrul Kaisupy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar