Home » » Kalah-Menang Harus Legowo, Gus Sholah Imbau Warga Pilih Pimpinan Berprestasi

Kalah-Menang Harus Legowo, Gus Sholah Imbau Warga Pilih Pimpinan Berprestasi

Written By Unknown on Rabu, 04 Desember 2013 | 04.05


KatongNews. Ambon-Siapapun yang nanti kalah dalam pertarungan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Maluku putaran kedua, yang akan digelar pada tanggal 14 Desember 2013 mendatang harus menerimanya. Kekalahan harus diterima tanpa meronta kepada yang menang. Sebaliknya, yang menang juga harus merangkul. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan bersama. Kalah harus mendukung yang menang, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang dapat merusak hubungan kebersamaan masyarakat.


"Siapapun yang kalah, dan yang menang harus menerima itu. Tidak boleh ada yang ribut-ribut," pesan Tokoh Nahdatul Ulama (NU) ternama KH Salahuddin Wahid alias Gus Sholah, ketika ditemui Rakyat Maluku, pada sela-sela Semina Nasional, Ma'had Al-Jami'ah IAIN Ambon di Ruang Audiotorium IAIN Ambon Lt III, Rabu, 4 Desember 2013.

Ia berpesan kepada masyarakat di Provinsi Maluku agar di perhelatan Pilkada putaran kedua, warga dapat memilih figur pimpinan yang dikenal, yang baik, yang jujur dan berprestasi. Warga kata dia, harus menggunakan haknya dengan bertanggungjawab. "Gunakan hak dengan bertanggungjawab. Pilih tokoh yang dikenal, yang baik, yang jujur dan berprestasi. Siapapun yang kalah, dan yang menang harus menerima itu. Tidak boleh ada yang ribut-ribut," pesan adik kandung Mantan Presiden RI KH Abdurachman Wahid.

Sebelumnya, Tokoh NU kelahiran Jombang, 11 September 1942, sekaligus tokoh HAM di Indonesia, dalam Seminar Nasional menyebutkan, bangsa Indonesia saat ini mengalami krisis moral. Krisis moral anak bangsa saat ini harus dibina dengan sistem pendidikan yang baik. Bila sistem pendidikan tidak baik, maka keluarannya juga pasti akan buruk. "Masalah yang saat ini dihadapi bangsa, soal kriris moral. Untuk itu, harus disiapkan tamatan perguruan tinggi yang berakhlak baik," pesan dia.

Untuk itulah, ia berharap agar semua perguruan tinggi termasuk IAIN Ambon dapat melakukan pembinaan secara intensif kepada para mahasiswanya. Alasannya, mengajarkan seseorang untuk berlaku jujur itu tidak ada dalam konsep perguruan tinggi. Adanya itu, soal sistem pengajaran yang membina secara baik kepada para siswa. Ia lalu mengusulkan pembinaan itu dilakukan seperti metode pesantren. Hal seperti ini yang justeru kini dikembangkan pada beberapa negara, termasuk Amerika, Hongkong, serta Jepang. Padahal, metode pensantren justeru adanya di Indonesia. Ia berharap agar pesantren di IAIN Ambon dapat melirik hal ini, sehingga masa depan para mahasiswa akan menjadi lebih baik. "Kejujuran itu ternyata tidak ada hubungannya dengan agama. Orang yang jujur dan berprilaku baik, timbul dari dirinya sendiri, termasuk soal tanggungjawab," jelas dia.***(Syaiful A Wakano)
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KatongNews - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger