KatongNews, Ambon - Untuk meningkatkan Program Keluarga Berencana (KB) dan proses perencanaan pembangunan di Kota Ambon Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon berupaya menurunkan jumlah penduduk miskin secara bertahap dalam perencanaan program KB.
Asisten Sekretaris II Kota Ambon
Piet Saimima dalam sambutannya menjelaskan, program KB ini dapat menurunkan
jumlah pertumbuhan penduduk di Kota Ambon, mengingat jumlah penduduk miskin
Kota Ambon sudah mencapai 43.888 jiwa hingga 2013. Sehingga perlu penekanan
terhadap keluarga miskin.
“Jumlah keluarga masuk kategori
miskin sangat pantastik di tahun 2013, untuk itu perlu ada penekanan terhadap
keluarga miskin dengan program keluarga berencana ini,” kata Saimima di Balai
Kota Ambon, Selasa (20/5).
Upaya penurunan keluarga miskin akan
terus dilakukan oleh Pemkot Ambon, dan mengintegarasikan program KB dan
pengendalian laju pertumbuhan penduduk ke dalam bangunan lainnya.
“Upaya penanggulangan kemiskinan
juga dapat dilakukan melalui program KB dan melalui bantuan-bantuan sosial
langsung ke masyarakat, misalkan pemberdayaan melalui PNPM, KUR, program air
bersih, perumahan rakyat, listrik dan lainnya,” ujarnya.
Dikatakan, secara garis besar
pembangunan penduduk itu melalui lima aspek, yakni kuantitas penduduk, kualitas
penduduk, mobilitas penduduk, data dan informasi penduduk, dan penyerasian
kebijakan penduduk.
Lanjut Saimima, Pemkot bersyukur, di
tahun 2013 kesadaran masyarakat akan KB ini mulai dilakukan, hal ini terlihat
dengan adanya tingkat perkawinan di Kota Ambon itu di atas 30 tahun.
“Adanya pernikahan di atas 30 tahun,
sangat memberikan kontribusi yang baik bagi Pemkot untuk terselenggaranya
program KB dan menekan angka kemiskinan di Kota Ambon,” jelasnya.
Sejak program nesional ini
dikembangkan di Kota Ambon pada tahun 1979 sampai 2013, Pemkot keberhasilan
menurunkan dan mencegah kelahiran masih berfluktuasi, yang dipicu oleh berbagai
pemasalahan, memerlukan penanganan yang lebih tajam dan terfokus.
“Kota Ambon inikan pusat Provinsi
Maluku, yang terdiri dari lima Kecamatan dan 50 desa/keluaraha, sangat perlu
mendapat pelayanan KB disemua wilayah, sehingga penduduk Kota Ambon bisa
memberikan daya tampung dan daya dukung yang lebih baik untuk masyarakat
berakses di Kota ini dengan baik,” jelasnya
Lanjut Dia, program keluarga
berencana yang sangat baik di masa lalu seharusnya lebih gencar lagi
disosialisasikan secara signifikan kepada masyarakat, terutama tokoh
masyarakat, tokoh agama, generasi muda dan lingkungan pekerjaan terutama di
daerah padat penduduk, karena sebagian masyarakat belum memahami tujuan program
yang dimaksud ini.
“Perlu ada sosialisasi bagi lapisan
masyarakat, mengingat sebagian besar masyarakat belum mengetahui tujuan dari
program KB ini,” ajaknya.
Saimima juka berharap, kebijakan dan
startegi program KB dan pembangunan keluarga dengan program penanggulangan
kemiskinan. Mengingat fokus utama program KB adalah bagaiman menyerasikan
kebijakan pengaturan dan pengendalian penduduk dengan program pengendalian
keluarga miskin agar dapat memperoleh prioritas.
“Kebijakan dan strategi program KB
ini dapat menanggulangi keluarga miskin, untuk bagaiman menyerasikan kebijakan
agar memperoleh prioritas untuk mengakses pelayanan kontribusi dan membangun
kapasitas pelayanan KB serta peningkatan pendapoatan keluarga,” harap ketua tim
penertiban Kota Ambon itu.***(Aythur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar