KatongNews, Ambon - Pelaksanaan
Kegiatan Nasional Temu Wicara dan Kenal Medan (TWKM) Ke – XXV berlangsung dari
tanggal 20 hingga 27 November yang berlokasi pada Universitas Darussalam Ambon,
kegiatan ini menghadirkan Mahasiswa Pecinta Alam Tingkat Perguruan Tinggi
Se–Indonesi Tahun 2013, ini Merupakan agenda rutin setiap tahunnya dengan
tujuan menuangkan pemikiran akademis secara sadar demi menjaga, mengelola dan
melestarikan lingkungan hidup yang ada di Indonesia.
Namun, kegiatan bertaraf nasional
yang direncakan berlangsung pada bulan Oktober tertunda. Kendati Alasan
Penundaan kegiatan di maksud, karena ada beberapa kendala teknis yang dihadapi
oleh panitia pelaksana, (30/11/13).
Menurut Ohorela, disamping kendala teknis tersebut ada juga hal yang paling urgen yang selama ini di alami oleh panitia, yakni kurangnya respon dari pihak-pihak terkait yang di ajak untuk kerja sama dalam menyukseskan kegiatan dimaksud, salah satunya adalah dinas Pariwisata Provinsi Maluku yang notabennya adalah dinas yang mengelolah pariwisata daerah tidak mampu mengawal atau merespon secara baik kegiatan ini dengan alasan yang tidak pasti.
Kegiatan ini terlaksana pada bulan November yang dilaksanakan di Ambon Provinsi Maluku tepatnya di Universitas Darussalam Ambon, yang menghadirkan peserta Mahasiswa Pecinta Alam se-Indonesia.
Menurut Ohorela, disamping kendala teknis tersebut ada juga hal yang paling urgen yang selama ini di alami oleh panitia, yakni kurangnya respon dari pihak-pihak terkait yang di ajak untuk kerja sama dalam menyukseskan kegiatan dimaksud, salah satunya adalah dinas Pariwisata Provinsi Maluku yang notabennya adalah dinas yang mengelolah pariwisata daerah tidak mampu mengawal atau merespon secara baik kegiatan ini dengan alasan yang tidak pasti.
Kegiatan ini terlaksana pada bulan November yang dilaksanakan di Ambon Provinsi Maluku tepatnya di Universitas Darussalam Ambon, yang menghadirkan peserta Mahasiswa Pecinta Alam se-Indonesia.
Padahal, kegiatan yang bertaraf nasional ini sangat
memberikan pengaruh yang cukup besar untuk menunjang setiap proses pembangunan
yang ada di negeri ini, khusunya di sektor lingkungan hidup (Rehabilitasi, Reboisasi,
Transplantasi, Sanitasi dan Sampah), promosi wisata alam, peningkatan ekonomi
masyarakat, dan yang lebih terpenting adalah citra Maluku pasca konflik telah mendapat respon positif
dari publik nasional bahwa bumi negeri para raja–raja aman dan siap
berkompetensi dengan provinsi yang lain yang ada di Indonesia bahkan pada kanca
Internasional.
Oleh karena itu, seharusnya semua stakeholder yang ada di
provinsi Maluku memberikan apresiasi yang positif terhadap kegiatan tersebut,
pasalnya kegiatan ini sedikit banyak akan memberikan kontribusi Riil baik
secara akademis dan ilmiah serta aksi
nyata yang dilakukan dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan
sesuai dengan cita-cita pembangunan karena ada beberapa rekomendasi yang akan
diberikan kepada Pemerintah baik daerah maupun Pemerintah pusat.***(Ifoel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar