Home » » 67 Tahun Kader HMI Semakin Terpuruk

67 Tahun Kader HMI Semakin Terpuruk

Written By Unknown on Jumat, 07 Februari 2014 | 21.41

KatongNews, Ambon - Saat dunia memasuki era millenium, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), justru berada dalam kubangan konflik internal. Peseteruan politik para Kader HMI di tingkat Pengurus Besar, membuat tradisi Intelektual kader semakin tergerus. HMI kehilangan entitas politik nilai, fase inilah yang sering disebut sebagai fase kebekuan HMI. Demikian pernyataan Karateker HMI Cabang Ambon, Arista Junaida, Sabtu (8/2).

Fase kebekuan HMI, ditandai dengan kebuntuan kader HMI saat ini, dalam mengeskplor potensi intelektual serta ketidak mampuannya dalam membangun posisi politik yang mandiri. "Dari segi intelektual, kader HMI masih berada dalam bayang-bayang pemikiran, tanpa mampu mengupgrade proyek pemikiran Islam Modernitasnya. Juga dari segi politik, kader HMI masih mengandalkan kekuatan politik para alumninya, bukan karena kemampuan berpolitiknya," terang Arista.

Kebekuan HMI, adalah kritik soal kenyataan HMI terkini. Di tahun 2000-an, memang lebih banyak berkonflik, ketimbang bekerja dan mengukir prestasi. Hal ini bisa dijadikan indikator, bahwa kualitas dan kematangan kader HMI semakin menurun.

"Bisa dipastikan, jika kenyataan kualitas kader HMI saat ini tak sehebat para pendahulunya, maka kita bisa mendapat kenyataan HMI esok hari. Logika alamiah mengajarkan, bahwa wajah masa depan hanyalah putaran maju yang mengikuti pondasi dasar," tegas Mahasiswa Magister Tingkat Akhir di Universitas Indonesia itu.

Kita tahu betul, bahwa HMI saat ini mengalami degradasi di berbagai lini. Secara internal, kesolidan kader dalam membesarkan organisasi, selalu retak oleh kepentingan kelompok masing-masing. Seringkali terjadi konflik dan perpecahan, politisisme kader mengalahkan profesionalisme dalam mengelolah organisiasi. "Semangat berpolitik kader HMI yang harusnya disandarkan pada politik nilai politik gagasan, tergeser oleh pragamatisme politik. Nampaknya paham politik machevelias menjadi mainstream berfikir kader HMI," tuduhnya. 

Di umur ke-67 ini, HMI semakin mengalami kemunduran kepercayaan diri, hingga tingkat intelektual kader semakin tergerus, hal ini yang menjadi masalah terpuruknya kader HMI yang bedah jauh dengan para kadernya terdahulu. "Semakin bertambah umurnya, kader HMI mulai kehilangan identitasnya dan nilai dasar perjuangan mulai jauh dari cara pikir kader HMI," imbuhnya.

Arista meminta, di umur yang ke 67 ini, kader HMI mampu menjawab tantangan global dan bisa membawa HMI ke cara pikir seperti yang di raih para keder terdahulu, jangan lagi ada gerbong-gerbong dualisme yang mempengaruhi cara pikir kader HMI itu." Mudah-mugahan di umur ke-67 ini, kader HMI mampu menjawab tantangan global dan bisa mengembalikan identitas HMI seperti dulunya, dan tidak lagi mengulangi kejadian-kejadian yang bisa membuat cara pikir kader jauh dari Nilai Dasar Perjuangan itu," pinta Wakil Sekretaris Jenderal Sosial Politik PB HMI.***(Aytur)
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KatongNews - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger