KatongNews, Ambon - Walikota Ambon, Richard Luohanapessy memuji keberadaan pasar tradisional adalah sarana Komunikasi Sosial, semangat komunikasi yang intensif, dan komunikasi sosial itu selalu terjadi di pasar tradisional. Puji Walikota saat memberikan sambutan di acara pengalihan UPTD pasar dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Ekonomi Daerah ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon, Jumat (7/2).
Karena itu pasar tradisional ini betul betul kita
tata dan fasilitasi untuk dia lebih baik lagi, potensi untuk membangun pasar
itu sangat besar. “Kita harus tata pasar tradisional dan memfasilitasinya
untuk lebih baik lagi,” ajaknya.
Peluang pengadaan pasar tradisional sangat terbuka,
dan Kementerian Perdagangan selalu menyiapkan anggaran yang besar untuk
pembangunan pasar, namun hambatan buat
kita adalah tidak miliki lahan. “Peluang untuk pengadaan pasar tradisional itu
sangat besar, anggarannya juga cukup besar, namun yang menjadi kendala untuk
Pemkot adalah lahan atau lokasi,” beber politisi Golkar itu.
Pemkot selalu mendapatkan laporan dari warga Kota
Ambon, tentang semrautnya pasar mardika. Hal itu sangat disadari oleh Pemkot
Ambon, tetapi Pemkot tidak bisa
mengambil tindakan untuk penertiban. “Saya selalu mendapatkan SMS dari warga,
kalau pasar Mardika itu sangat semraut, itu sangat saya sadari, namun kita
tidak bisa mengambil langkah penertiban,
jika ditertibkan maka akan berdampak kepada kerugian ekonomi bagi
masyarakat,” kata Louhanapessy.
Untuk itu, lanjut Ia, Pemkot masih mencari lokasi
untuk pembangunan pasar tradisional, agar tingkat pertumbuhan ekonomi di Kota
Ambon terus meningkat. Pemkot tidak bisa mengambil langkah yang akan merugikan
pihak lain. “Saya ingin di daerah Galunggung dan Kebun Cengkeh itu ada pasar,
namun kendalanya tidak ada lahan, Pemkot juga ingin membangun pasar di daerah
Tawiri dan Laha, namun masyarakat konflen padahal anggarannya sudah ada,”
ujarnya.
Pemkot akan terus berusaha untuk mencari jalan
keluar, hingga menghindari berkurangnya pasar tradisional dan tidak berpengaruh
pada ekonomi masyarakat. “Kita terus mencari lokasi untuk pembuatan pasar
tradisional, coba bayangkan jika pasar mardika itu tetap semraut dan dilakukan
penertiban oleh Satpol PP, paling tidak ada 500 pedagang yang kehilangan
kesempatan kerja, ini menimbulkan masalah baru, oleh karena itu harus ditambah
lagi spies,” usul Walikota***(Aytur)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar