KatongNews, Ambon - Proyek pengadaan air bersih dari balai Wilayah Sungai (BWS) di desa Buano Selatan dan Buano Utara Kabupaten Seram bagian Barat
(SBB) mulai rempung. Pekerjaan yang terbagi menjadi tiga tahap ini
sudah dinikmati oleh masyarakat setempat, meski belum sepenuhnya
selesai.
Menurut Penjabat raja desa Buano Selatan Djunaid Hitimala
kepada wartawan, Jumat (13/6) di Ambon, proyek air bersih dari BWS
Maluku sudah hampir selesai, meski pekerjaan yang ditangani oleh PT.
Kristal Kurnia Jaya itu baru tahap ke dua.
“Masyarakat desa Buano Selatan dan Buano Utara sudah
menikmati air bersih yang diidamkan puluhan tahun lalu. Proyek yang
dianggarkan oleh Pemerintah Pusat melalui BWS Maluku ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat Buano,” kata Hitimala.
Bukan hanya air bersih, lanjut Hitimala, pihak kontraktor
yang menangani proyek tersebut juga menggusur jalan baru bagi warga
Buano Selatan. Dikatakan, penggusuran jalan tersebut atas permintaan
warga Buano, yang tanpa dipungut biaya apapun dari pihak kontraktor
maupun BWS Maluku.
“Ucapan terima-kasih banyak kepada BWS Maluku dan pihak
kontraktor, yang sudah membantu masyarakat untuk membuka akses jalan
menuju kebun warga. Pekerjaan tersebut juga tidak dipungut biaya satu
rupiah pun dari masyarakat Buano,” ucap Hitimala.
Hal senada juga disampaikan Staf Teknik BWS Maluku Sofyan
Siregar. Menurutnya, proyek yang beranggaran Rp 9 miliar itu mulai
dinikmati warga setempat. Tahap penganggaran terbagi menjadi dua tahap,
tahap pertama pada tahun 2012 sebesar Rp 4 miliar dan tahap kedua tahun
2013 sebesar Rp 5 miliar.
Kata Siregar, pekerjaan tahap pertama 2012 itu pada
pekerjaan brankap tering (Penampungan air utama), penggalian tanah dan
pengadaan pipa tahap awal, dan tahap kedua 2013 pada pembuatan resev
voir, galian tanah tahap dua dan pengadaan pipa tahap ke dua pula.
“Jadi dari dana Rp 9 miliar itu untuk semua pembiayaan,
mulai dari pekerja kasar, seperti membayar orang untuk mengangkat
material pasir, semen, batu dan pipa ke gunung, hingga pekerja yang
dikontrak langsung oleh pihak pemborong.” ungkap lelaki berdarah Batak
itu.
Lanjut Siregar, setelah laporan dari pihak kontraktor
terkait selesainya pekerjaan tahap pertama, BWS Maluku langsung mengutus
Panitia Pelaksana Kegiatan (PPK) untuk meninjau laporan tersebut.
Dikatakan, terkait masalah penggusuran lahan untuk
membuka jalan baru bagi warga Buano, itu kehendak warga setempat. Warga
meminta agar pihak kontraktor menggusur jalan menuju kebun-kebun mereka,
karena dari duluh warga setempat sudah mengusulkannya ke Pemerintah
Kabupaten SBB, namun hingga kini tak terealisasi.
“Dalam penggusuran tersebut tidak ada pengrusakan atau
pengundulan hutan, yang berakibat pada Pengaruh Dampak Lingkungan (PDL).
Yang digusur itu adalah kebun warga yang memang langsung disuruh oleh
pemilik kebun sendiri, agar akses jalan bisa dilalui dengan motor
honda,” ujar Siregar.***(Aythur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar