KatongNews, Ambon - Siswa/i di Desa Negeri Lima Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, masih melakukan proses belajar mengajar di dalam tenda-tenda pengungsian, ini menjadi bukti ketidak seriusan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dalam menangani Pendidikan di Negeri Lima.
Pemkab Malteng tidak peduli dengan aktifitas
belajar siswa di Negeri Lima, yang masi mengikuti proses belajar di dalam
tenda-tenda pengungsian, yang diberikan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malteng. ”Pemkab Malteng
sepertinya tidak perduli dengan nasip pendidikan di Negeri Lima, sudah hampir
Tujuh Bulan, para siswa dibiarkan mengikuti proses belajara-mengajar di dalam
tenda-tenda pengungsian,” Ungkap Luthfi Mual, Ketua Himpunan Keluarga Besar
Hena Lima (HKBHL) Selasa (4/2).
Mual katakan, pendidikan itu harus diperhatikan
oleh Pemkab Malteng, karena pendidikan adalah satu ukuran, majunya sebuah
negeri, jika para siswa/i di negeri Lima, dibiarkan tetap mengikuti pelajaran
dalam tenda terus-menerus, akan
berpengaruh pada cara pikir mereka nanti.” Aktifitas belajar dalam tenda ini
tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, tenda itu tidak layak untuk proses
belajar, karena dalam tenda itu sangat panas, Negeri Lima ada tiga Sekolah Dasar (SD) dan satu Taman
Kanak (TK), ini bisa berpengaruh terhadap cara pikir mereka,” katanya.
Pemkab Malteng secepatnya menyelesaikan masalah
pendidikan di Negeri Lima, para siswa/i tidak bisa dibiarkan berlama-lama dalam
tenda.
Ditempat yang terpisah, mantan Koordinator
Penanganan pengungsi dam Wae Ela, Yusrain uluputi menjelaskan, Kepala Dinas
Sosial pernah menjanjikan akan memberi bantuan bahan seperti tripleks, agar
bisa membatasi ruang-ruang kelas dalam tenda tersebut.” Saya pernah mengusulkan
masalah ini kepada Kepala Dinas pendidikan Malteng, Askam Tuasikal, dan beliau
berjanji akan memberi bantuan tripleks untuk bisa dijadikan sebagai pemisah
antar kelas, namun sampai hari ini belum ada bantuan yang datang,” jelasnya.
Setelah melakukan tinjauan ke desa Negeri Lima,
Kadis pendidikan Askam Tuasikal, berjanji akan secepatnya menangani nasip
ribuan pelajar Negeri Lima nanti, tetapi sampai sekarang ini belum ada bantuan
yang dijanjikan oleh Kadis Pendidikan Malteng.” Belum ada bantuan berupa apapun
dari Kadis Pendidikan Malteng, Tuasikal berjanji akan membantu para siswa di
Negeri Lima, namun sampai saat ini tak kunjung datang bantuannya,” ujarnya.
Kadis juga berjanji akan memberikan bantuan berupa Sepatu dan Buku piket buat Siswa/I
Negeri Lima, namun sampai sekarang pun tak diberikan pula, para Guru Sekolah
memakai kain hourden sebagai pembatas kelas.” Tuasikal hanya janji, namun tidak
satupun terealisasi, tripleks, sepatu dan buku yang dijanjikan sampai sekarang
tak kunjung datang, hingga para guru membatasi ruang kelas dengan kain hourden
dari orang tua murid,” cetus uluputty.***(Aytur)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar