Home » » Pembatasan Tiket Pelni Bagi Pemudik Sesuai Aturan

Pembatasan Tiket Pelni Bagi Pemudik Sesuai Aturan

Written By Unknown on Selasa, 14 Juli 2015 | 18.02

KatongNews AMBON-Pembatasan tiket kapal yang dilakukan oleh pihak Pelni kepada calon penumpang Kapal pada dua kali perjalanan KM. Tidar jurusan Ambon, Banda dan Tual pada pekan kemarin, serta Ambon-Bau-Bau Sulawesi Tenggara ini sudah sesuai dengan aturan.

Gubernur Maluku Said Assagaf menjelaskan, sistim penjualan tiket yang dilakukan oleh pihak Pelni itu sudah sesuai, pasalnya Pelni dan Pemerintah tidak melihat pada pemasukan atau pendapatan atas penjualan tiket tersebut, namun lebih diutamakan pada keselamatan penumpang yang hendak mudik ke kampung halama mereka. "Itu bukan pembatasan penjualan tiket, namun kita lebih utamakan itu keselamatan mereka. Saat ini cuaca kadang berubah dalam waktu yang tak tentu, lantas jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka yang bertanggung-jawab itu Pelni dan Pemerintah, olehnya itu, keselamatan 
perlu diutamakan," kata Gubernur kepada wartawan usai mengikuti kegiatan buka puasa bersama dengan Kejati Maluku pada Sabtu kemarin.

Sementara ini, Kapal yang akan digunakan untuk mengangkut penumpang yang hendak melakukan mudik ke Kampung halam mereka sedang dialihkan ke daerah lain, sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat. Seperti yang terjadi pada KM. Kalimutu yang saat ini sedang melayanai penumpang mudik di Provinsi Kepulauan Riau, Sumatera. Dikatakan, daerah Kepulauan Riau memiliki tingkatan sulit lebih tinggi dari pada Maluku. "Karena KM. Kalimutu dialihkan ke Provinsi Kepulauan Riau, maka KM. Pangorango akan difungsikan untuk melayani penumpang mudik ke Kepulauan Banda, Maluku Tengah. Dan Pemerintah tetap mengutamakan keselamatan pada kapasitas muat kapal," jelasnya.

Sesuai dengan putusan bersama, tingkat toleransi yang akan diberikan oleh Pemerintah kepada penumpang kapal hanyalah 10 persen, itu berarti jika kapasitas kapal hanya 1000 orang, maka bisa ditambahkan sebanyak 100 orang. "Kalau tahun-tahun kemarin itu ada penambahan hingga mencapai 1500 sampai 2000 penumpang, namun tahun ini tidak bisa terulang, karena keselamatan itu adalah hal utama bagi pemerintah. 

Jika terjadi kecelakaan, maka Pemerintah dan Pelni yang disalahkan, padahal kedua lembaga ini sudah membatasi hal tersebut," ujarnya. Saat disinggung terkait penumpang gelap yang sudah diturunkan oleh pihak keamanan dari Kapal, terus dinaikan kembali ke kapal, Assagaf mengakui belum mengetahui informasi tersebut. "Untuk kabar itu belum diketahui, tetapi tujuan utama itu adalah keselamatan penumpang hingga sampai di tempat tujuan meski lambat," akui mantan Wakil Gubernur Maluku itu. (***)
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KatongNews - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger